IDENTITAS BUDAYA SUNDA DAN NILAI ESTETIKA SPIRITUAL DALAM SENI SERTA TRADISI PENCA ALIRAN SANG MAUNG BODASDI PESANTREN MODERN DZIKIR AL-FATH
Keywords:
Estetika Spiritual;, Identitas Budaya Sunda, Penca Aliran Sang Maung Bodas, Pencak Silat, Pesantren Al-FathAbstract
Penca Aliran Paguron Sang Maung Bodas, sebuah entitas unik yang menyintesis tradisi bela diri Sunda dan spiritualitas Islam dalam konteks pendidikan pesantren (Pesantren Modern Dzikir Al-Fath, Sukabumi). Tujuan penelitian adalah menganalisis genealogi kultural Paguron dan mendeskripsikan nilai estetika spiritual, khususnya filosofi Eusi-Kosong, yang termuat dalam seni geraknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus etnografis. Data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan sesepuh dan praktisi, serta studi dokumentasi arsip Paguron. Ditemukan bahwa Paguron Sang Maung Bodas berfungsi sebagai sistem simbolik dan media dakwah Islam melalui transformasi praktik Usik Penca Sunda menjadi intrakulikuler pesantren. Nilai estetika spiritual terkandung dalam filosofi Eusi-Kosong yang berarti ada dan tiada, yaitu pengosongan diri dari hasrat dan ego, yang memediasi kekuatan fisik (eusi) dengan disiplin batin (kosong). Keberadaan Paguron Penca Aliran Sang Maung bodasdiperkuat oleh validasi eksternal, seperti penetapan ikon seni Sukabumi (Boles, Ngageulis) dan keikutsertaan dalam acara nasional dan internasional. Estetika spiritual dalam Pencak Silat Sang Maung Bodas merupakan strategi adaptif krusial untuk mempertahankan identitas budaya Sunda dan menumbuhkan civic virtue (karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab) pada generasi muda. Integrasi seni dan spiritualitas ini menawarkan model pendidikan karakter holistik yang relevan di era modern.


